Universitas Bina Nusantara
______________________________________________________________________
Jurusan Sistem Informasi
School of Information Systems
Tugas Paper
M0214 – Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi
Semester Genap tahun 2013/2014
Halaman Abstrak
Evaluasi E-Library di Perpustakaan Harvard
Kelas / Kelompok: 06PKM / 05
Anggota Kelompok:
Arni Virani : 1501155411
Toni Sugino : 1501169865
Hendy Salim : 1501178522
Rendy Rinaldo : 1501188473
Jennifer Pauling : 1501189053
David Santoso : 1501194015
ABSTRAK
E-Library merupakan penggunaan teknologi informasi oleh badan pendidikan untuk menjalankan kegiatan pembelajaran. E-Library diterapkan di Indonesia untuk menunjang kinerja dalam sebuah perpustakaan, dan dalam menjalankan E-Library memiliki sebuah kendala dalam pengembangannya agar dapat membuat E-Library lebih efisien dan efektif untuk kalangan pelajar. Cangkupan E-Library sendiri bukan hanya untuk kepentingan instansi pelajar namun juga merupakan kebutuhan masyarakat yang ingin mendapatkan informasi yang dibutuhkan masyarakat luas. E-Library Harvard sendiri di harapkan dapat meningkatkan efisiensi, kenyamanan, seerta aksesibilitas yang lebih baik untuk pelayanan publik .Oleh karena itu sebuah evaluasi E-Library di butuhkan agar dapat menilai perkembangan yang terjadi dalam pelaksanaan E-Library di perpustakaan Harvard.
Kata kunci: E-Library (E-Lib), Evaluasi E-Library.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengubah kehidupan manusia, terutama mengubah hubungan karakteristik antar hubungan manusia, bisnis, dan mengubah hubungan antara pendidikan dan pengetahuan. Kebutuhan informasi yang cepat membuat perpustakaan harus mengikuti perkembangan teknologi informasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, pelajar, partner universitas, dan entity pendidikan lain yang mana bertransformasi menjadi E – Library, dapat diartikan sebagai perubahan yang dilakukan dalam hal pelayanan yang menggunakan teknologi informasi pada instansi pendidikan.
E – Library didefinisikan sebagai penerapan IT pada perpustakaan yang bertujuan untuk membuat proses kerja dalam perpustakaan menjadi lebih sederhana, lebih akurat, responsive dan membentuk sistem perpustakaan yang transparan. Dengan
E – GLibrary memungkinkan masyarakat luas dapat mengakses semua informasi perpustakaan dan layanan pinjam meminjam melalui sebuah website yang di kelola oleh bagian perpustakaan.
Keuntungan operasional dan implementasi E – Library bagi Harvard dan perusahaan sektor public seperti pengurangan penggunaan kertas, menyediakan layanan yang tersedia untuk pelanggan, mengurangi waktu respond dan mengurangi kesalahan dalam pelayanan E – Library untuk masyarakat. Penerapan E – Library di perpustakaan Harvard sendiri memiliki hambatan atau kendala sehingga membuat E – Library di perpustakaan Harvard dapat mengalami kegagalan dalam implementasinya. Hal ini dapat merugikan perpustakaan sendiri dan pelajar karena selain mengeluarkan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama namun belum dapat memberikan pelayanan dalam E-Library secara maksimal.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam implementasi E – Library perlu di ketahui agar ditemukan solusi untuk membuat semua proses perpustakaan menjadi terkomputerisasi. Oleh karena itu sebuah evaluasi dalam penerapan
E-Library sangat di perlukan untuk mengetahui masalah dan solusi itu sendiri agar dapat membuat E-Library yang ada di harvard dapat melayani pelajar luas secara efektif dan efisien.
1.2 Ruang Lingkup
Berikut adalah batasan cakupan dari karya tulis ini, antara lain:
1. Pembahasan menjelaskan tentang pelaksanaan dan implementasi E – Library di perpustakaan Harvard
2. Penjelasan mengenai manfaat, hambatan, tingkatan dan strategi dalam implementasi E –Library.
3. Pemfokusan tentang evaluasi tentang implementasi E-Library di perpustakaan Harvard.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dasar yang ingin dicapai dalam penyusunan karya tulis ini adalah:
1. Memahami pentingnya E – Library di perpustakaan Harvard.
2. Mengevaluasi manfaat, hambatan, tingkatan dan strategi dalam implementasi
E –Library di perpustakaan Harvard.
Sedangkan beberapa manfaat yang diperoleh sebagai hasil evaluasi dalam karya tulis ini, antara lain:
1. Dapat mengetahui hambatan serta solusi dari permasalahan penerapan
E – Library di perpustakaan Harvard.
2. Dapat mengetahui pengimplementasian E-Library yang ada di perpustakaan Harvard.
1.4 Metodologi Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini dipergunakan berbagai informasi pendukung berdasarkan metode studi kepustakaan yang diperoleh melalui berbagai sumber, seperti buku penunjang mengenai E-Library, jurnal-jurnal online yang mengupas topik tentang pemanfaatn E-Library di perpustakaan Harvard, skripsi, dan beberapa website yang menyediakan informasi mengenai pemanfaatan E-Library. Berdasarkan informasi dari berbagai sumber iniakan dibuat seebuah pembahasan tentang evaluasi penerapan
E-Library di perpustakaan Harvard dan kemudian akan dibuat kesimpulan dan saran untuk pengembangan selanjutnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Karya tulis ilmiah ini terdiri atas beberapa bab pembahasan, yaitu :
• BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelas mengenai pemahaman awal tentang E- Library secara umum dan secara khusus mengenai penerapannya di perpustakaan, yang terdiri atas latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penulisan, serta metodologi penulisan laporan.
• BAB 2 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan teori-teori umum hingga teori khusus yang dijadikan sebagai dasar pengetahuan untuk memahami pengertian, strategi, tingkatan, tantangan dan manfaat E – Library.
• BAB 3 : PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan pembahasan inti tentang evaluasi pelaksanaan dan implementasi E – Library yang ada di perpustakaan Harvard.
• BAB 4 : PENUTUP
Bab ini akan memaparkan kesimpulan dari keselurhan pembahasan mengenai evaluasi E-Library di perpustakaan Harvard, serta memaparkan beberapa saran untuk solusi atas permasalahan mengenai penerapan E-Library di perpustkaan Harvard.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pemahaman tentang Perpustakaan Digital (E-Library)
Perpustakaan adalah sarana yang mutlak harus dimiliki oleh sekolah, universitas, maupun institusi pendidikan lainnya. Perpustakaan biasanya berisikan berbagai macam jenis buku, dari buku pengetahuan hingga buku fiksi. Dan semakin berkembang pesatnya pengetahuan, perpustakaan kini juga dilengkapi dengan jurnal, karya ilmiah, hingga tesis perguruan tinggi sebagai sumber referensi yang bisa membantu dalam penyelesaian studi atau untuk penelitian selanjutnya.
Sebelum membahas mengenai perpustakaan digital, pada dasarnya perpustakaan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut (Murjopranoto dalam Sumarji:1988).
1. Untuk mempertinggi kebudayaan.
2. Untuk menambah pengetahuan.
3. Untuk dokumentasi.
4. Untuk penerangan (misalnya peraturan pemerintah, perundang-undangan).
5. Untuk memungkinkan research (penelitian) bahan-bahan yang berguna, misalnya laporan, statistik, peta, dan sebagainya.
6. Untuk rekreasi (hiburan), dengan menyediakan buku-buku cerita.
7. Untuk memberi inspirasi.
Menyadari fungsi-fungsi fundamental perpustakaan, maka banyak pemikiran para ahli untuk membuat perpustakaan menjadi sarana yang lebih efektif, efisien, dan lebih mudah diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Dengan diperkuat dengan perkembangam Information and Communication Technology (ICT), maka perpustakaan bisa ditampilkan lebih menarik dan ditambahkan fitur-fitur teknologi yang lebih bisa membantu pencarian buku oleh pengunjung. Apalagi kini jaringan internet sudah bisa diakses oleh hampir seluruh bagian masyarakat, sehingga perpustakaan sendiri bisa dijadikan website edukasi, yang dapat diakses melalui berbagai alat elektronik seperti computer, laptop, tablet, dan mobile phone.
Perpustakaan digital adalah sekumpulan dokumen yang dikelola dalam bentuk eletronik dan bisa diakses melalui fitur pencarian dan browsing. Jenis perpustakaan tertentu memungkinkan pengguna untuk mengakses majalah, artikel, buku, karya tulis, gambar, suara, file, dan video. (Buchanan, George, dkk: 2008). Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami bahwa perpustakaan digital harus dibangun berbasiskan arsitektur teknologi dengan melibatkan pihak internal (staf perpustakaan, manager IT,dsb.) dan pihak eksternal (mahasiswa, dosen, mayarakat umum, dsb.).
Untuk lebih jelasnya, terdapat beberapa faktor penunjang dikembangnya perpustakaan digital pada masa kini (Griffin, 1999), yaitu:
• Telah tersedianya teknologi komputansi dan komunikasi yang memungkinkan dilakukannya penciptaan, pengumpulan, dan manipulasi informasi.
• Infrastruktur jaringan internasional untuk mendukung sambungan dan kemampuan pengoperasian bagi pengguna.
• Informasi online mulai berkembang.
• Adanya kerangka akses internet secara umum.
Faktor penunjang di atas membuka peluang yang besar untuk membangun sebuah perpustakaan digital yang memiliki fitur lebih dibandingakn perpustakaan tradisional, seperti dapat mengubah data menjadi file elektronik, memiliki antarmuka sistem dengan menu-menu yang mudah dipakai (user-friendly), menampilkan koleksi berdasarkan kategori untuk mempermudah pencarian, dan lebih baik lagi tersedianya fitur online help agar dapat memberi panduan secara lebih interaktif.
Perpustakaan digital ini harus dapat mengubah paradigma pepustakaan tradisional yang terkesan membosankan serta memakan waktu lama untuk memproses pencarian informasi, peminjaman, dan pengembalian buku. Willey Online Library memaparkan beberapa keunggulan dari perpustakaan digital dari berbagai aspek antara lain.
Tabel 2.1 Keuntungan penggunaan Perpustakaan Digital
Fitur Keuntungan
Desain, struktur, dan navigasi
Navigasi yang cepat antar halaman Menyediakan daftar isi atau menu yang bisa diklik untuk berpindah sepanjang halaman HTML.
Desain baru pada halaman depan Tersedia informasi tambahan mengenai berita dan event terkini, ataupun tampilan konten yang sering dikunjungi.
Akses informasi
Abstrak dan ringkasan konten Tersedianya abstrak dan ringkasan pada jurnal, buku, dan referensi lainnya yang bermanfaat.
Opsi konten Menampilkan opsi-opsi konten yang sejenis dengan pencarian yang sedang dilakukan.
Pencarian konten
Pencarian full text Pencarian lengkap berdasarkan kata kunci pada seluruh konten yang tersedia di basis data.
Pencarian advanced Pencarian mendalam berdasarkan informasi penting dalam konten, seperti nama pengarang, judul buku, tahun terbit, dsb
Fitur pada konten
Konten dalam bentuk PDF atau HTML Konten HTML menyediakan link langsung dan navigasi langsung ke referensi, sedangakan PDF bisa didownload dan diprint untuk referensi
Melihat histori penerbitan beserta pengarangnya Setiap konten mendeskripsikan dengan jelas penerbitan edisi per edisinya serta informasi lengkap mengenai pengarang.
Fitur personalisasi
Mendaftar akun profil sebagai anggota. Memberikan sebuah ID akses untuk mengubah profil pribadi, histori akses konten dan notifikasi bila ada informasi terbaru tentang konten.
Menyimpan konten. Memberikan akses untuk menyimpan atau menandai konten yang diinginkan agar dapat diakses berulang-ulang.
(Sumber: labout.wiley.com)
2.2 Kerangka Kerja Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital dikembangkan dengan beberapa infrastruktur teknologi, dimulai dari arsitekturnya, persiapan perangkat lunak dan perangkat keras, hingga para personil yang terlibat dalam penggunaan perpustakaan digital, seperti pengguna, desainer sistem, admin, dan developer sistem. Semua komponen teknologi harus saling terhubung dan terintegrasi sedangkan semua personil harus berkomunikasi secara efektif dan bisa memahami perannya masing-masing sesuai dengan alur aktivitas yang ada.
Menurut (Candela, Leornardo, dkk: 2007), terdapat tiga kerangka kerja dalam membangun sebuah perpustakaan digital, yaitu:
1. Digital Library (DL)
Organisasi virtual yang secara komprehensif mengumpulkan, mengelola, dan melindungi konten digital, serta menawarkan beberapa fungsionalitas untuk pengguna berdasarkan kualitas yang bisa diukur dan kebijakan yang ditetapkan.
2. Digital Library System (DLS)
Perangkat lunak sistem yang didasarkan pada arsitektur yang dirancang dan menyediakan fungsi fungsi yang dibutuhkan pada DL. Para pengguna akan berinteraksi dengan DL melalui DLS yang sesuai kebutuhan pengguna.
3. Digital Library Management System (DLMS)
Perangkat lunak yang akan menyediakan infrastruktur yang sesuai untuk membuat DLS yang sesuai dengan fungsi yang ingin diberikan ke user dan untuk mengintegrasikan perangkat lunak tambahan yang lebih terspesialisasi untuk fingsi khusus. Terdapat tiga jenis DLMS, yaitu Extensible DLS, DLS Warehouse, dan DLS Generator.
Gambar 2.1 Three-Tier Framework Digital Library (Candela, Leornado, dkk.: 2007)
2.3 Isu-Isu Terkait Pengembangan Digital Library
Isu adalah hal-hal penting yang perlu diperhatikan demi suksesnya pengembangan sistem perpustakaan digital dari tahap awal perencanaan hingga implementasinya. Ada beberapa isu penting terkait dalam hali ini, yaitu (Suspsiloani: 2006):
1. Para pengelola sistem perpustakaan harus mengerti dan memahami esensi hadirnya perpustakaan digita, yaitu agar koleksi perpustakaan mudah diakses dengan jangkakuan yang lebih luas.
2. Isu legal, dimana para pengelola sistem perustakaan harus memahami masalah legal terkait konten yang dimasukkan ke dalam sistem.
3. Koleksi digital rentan terhadap kehilangan data dan inkompabilitas.
4. Isu teknologi, teknologi yang digunakan harus senantiasa dikelola dan diupdate agar tetap bisa mendukung funsi perpustakaan digital.
5. Isu manajemen konten digital, semakin banyak konten maka akan timbul masalah dalam pemeliharaan koleksi dan klasifikasinya. Hali in dapat diatasi dengan membuat standar prosedur untuk pengelolaan konte.
2.4 Teknologi Pendukung Digital Library
Beberapa teknologi yang sering dimanfaatkan untuk membangun digital library antara lain: PHP, MySql, dan XAMPP.
2.4.1 Hypertext Preprocessor (PHP)
Menurut(Brooks:1-2) PHP adalah bahasa server-side yang dokumennya terletak pada server lokal bukan didownload pada komputer klien lokal, sehingga mampu mengakses file dari server lokal dan mengolah informasi dari sebuah dokumen HTML. Oleh karena itu, PHP merupakan bahasa scripting yang terpasang pada HTML yang mampu memberikan beberapa keuntungan pada website (Powers : 1) yaitu :
Memberikan umpan balik secara langsung dari website ke mailbox.
Mengupload file melalui web page.
Menampilkan gambar dengan pixel yang besar.
Membaca dan menulis file.
Menampilkan dan mengupdate informasi secara dinamis.
Menggunakan database untuk menampilkan dan menyimpan informasi.
Membuat website mudah dicari.
Berdasarkan kelebihan di atas, kita mengetahui bahwa PHP telah mendukung sistem database dalam pengolahan informasinya, seperti Oracle, MySQL, Sybase, PostgreSQL, dsb. Sedangkan kerangka kerja (framework) PHP yang sering digunakan antara lain CakePHP, CodeIgniter, Prado, Symfony, Zend Framework, Yii, PHPDevShell, Akelos, QPHP, dan ZooP. Pada dasarnya PHP mendukung delapan tipe data, yaitu boolean, integer, float/double, string, array, object, resource, dan null.
2.4.2 My Sql
Menurut (Sheldon dan Moes: 1) MySql adalah server database relasional (Relational Database Management System) yang menawarkan fitur yang sama ditemukan dalam bersaing produk SQL lainnya, dengan kata lain MySql mempersiapkan filtur-filtur yang hampir mirip dengan database management system lainnya sesuai dengan standar SQL. Mysql merupakan open source yang memberikan license-license gratis kepada para pengguna sehingga database management system ini menjadi sangat populer.
Salah satu kelebihan dari DBMS(Database Management System) Mysql adalah Fleksibilitas. Sistem opersai apapun yang digunakan komputer dapat dijalankan oleh My Sql ke local hostnya, user dapat mengoptiomalkan binari yang sudah tersedia untuk 14 platform. Selanjutnya, mysql membuat source code yang tersedia untuk didownload jika binari tidak tersedia dalam platform Anda, atau jika user ingin melakukan kompilasi sendiri. Berbagai macam API (Application Programming Interface) juga tersedia untuk berbagai bahasa pemrograman yang sangat populer, termasuk, C, C + +, Java, Perl, PHP, Ruby dan Tel.
2.4.3 XAMPP
XAMPP adalah perangkat lunak gratis server apache yang didalamnya terdapat database server MySql. XAMPP ini menjembatani antara pemrograman PHP dengan database MySql. XAMPP mendukung instalasi pada sistem opersai Windows dan Linux.
Gambar 2.2 Tampilan Control Panel XAMPP (Irawan, Yudie: 2011)
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Pelaksanaan E-Library/Perpustakaan Digital pada Universitas
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang menyelenggarakan pengumpulan, penyimpanan, dan pemeliharaan berbagai jenis bahan pustaka, dikelola secara sistematis untuk digunakan sebagai informasi bagi pemakai perpustakaan.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat tidak hanya memberi dampak kepada dunia perangkat elektronik saja namun juga merambah ke dunia perpustakaan sehingga dikenal istilah perpustakaan digital atau e-library yang merupakan sebuah perpustakaan yang memberikan proses layanan dan mengelola data-datanya menggunakan teknologi yang ada. Secara garis besar, perpustakaan digital menandakan bahwa umumnya koleksi yang dimiliki berupa data digital dan disertai dengan teknlogi atau fitur-fitur tertentu yang akan memudahkan pengunjung perpustakaan untuk mencari data-data yang ia butuhkan.
Sejauh ini, perpustakaan digital telah berkembang dengan pesat, hamper setiap perpustakaan daerah maupun perpustakaan yang dimiliki oleh institusi tertentu seperti universitas telah menerapkan konsep e-library. Salah satu contoh yang baik mengenai penerapan sistem e-library adalah Universitas Harvard.
Perpustakaan Universitas Harvard adalah sebuah sistem yang menghubungkan setidaknya 90 perpustakaan yang menyediakan akses komprehensif ke layanan Perpustakaan Harvard lintas batas fakultas individual dan disiplin ilmu, dikenal sebagai salah satu perpustakaan terbesar yang pernah ada, sekelas dengan Perpustakaan Kongres, British Library, New York Public Library, dan Bibliothèque Nationale de France. Penyimpanan tradisional Universitas yang setidaknya memiliki lebih dari 15 juta volume ini memiliki akar sejarah di tahun 1638, ketika John Harvard mewarisi sekitar 400 buku. The Harry Elkins Widener Library merupakan sistem inti perpustakaan. Widener adalah yang terbesar dari 10 perpustakaan utama yang menyusun jaringan Harvard College Library (HCL) dan melayani Faculty of Arts and Sciences maupun komunitas kesarjanaan yang lebih luas.
3.1.1 Konsep Sistem E-Library di Universitas Harvard
Perpustakaan Harvard tersebar di setiap fakultas dan disiplin ilmu, selain juga pusat-pusat riset mereka. Setiap perpustakaan ini memiliki situs tersendiri yang bisa diakses online dan terintegrasi ke dalam situs utama mereka. Situs perpustakaan ini lengkap dan komprehensif dengan layanan elektronik yang mencakup materi yang diperlukan, akses mudah mendapatkan materi, hingga semua fasilitas dan kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan. Melalui kesatuan jaringan online, perpustakaan memiliki link langsung ke setiap fakultas dan tempat riset.
The College Library Harvard ( HCL ) sebenarnya adalah sebuah sistem perpustakaan yang mendukung kegiatan pengajaran dan penelitian dari Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan , Universitas , dan komunitas ilmiah yang lebih besar. Pustakawan di seluruh perpustakaan HCL menawarkan berbagai layanan kepada pengguna: bantuan di meja referensi , konsultasi perorangan dengan janji dan berbagai hal lainnya. Di Harvard, para pustakawan menulis panduan penelitian pada hampir setiap subjek yang ditawarkan di kampus dan meng-upload panduan tersebut ke website yang telah disediakan (www.hcl.harvard.edu) .
Sistem perpustakaan yang dibangun Harvard merupakan sebuah ‘pintu’ bagi para anggota Universitas Harvard mulai karyawan, mahasiswa, dosen, dll dalam mengakses segala informasi-informasi yang ada di perpustakaan tersebut dengan menggunakan username (Harvard Univeristy ID) dan password yang telah diberikan oleh pihak universitas.
Portal lib.harvard.edu menyediakan akses ke sumber daya elektronik dan jurnal yang telah dilisensi oleh perpustakaan Harvard, serta link ke semua katalog perpustakaan Harvard. Selain itu melalui portal ini para anggota dapat mengakses panduan penelitian disusun oleh perpustakaan di kampus dan mencari informasi praktis pada masing-masing 70 lebih perpustakaan yang membentuk sistem Harvard.
Namun, sebagian besar perpustakaan tersebut juga telah mengembangkan website mereka sendiri, yang penuh dengan dan informasi yang berisikan informasi-informasi terkait di bidang mereka masing-masing. Sebagai contoh jika ada mahasiswa yang ingin mengakses informasi mengenai hokum, maka mahasiswa tersebut dapat menggunakan portal Harvard Law School Library, www.law.harvard.edu/library.
Ada sebuah fitur di portal perpustakaan Harvard yang dikenal dengan E –Research. E –Research adalah layanan perpustakaan online yang menyediakan akses bagi pengguna portal tersebut untuk menggunakan atau mencari lebih dari 8.000 sumber daya elektronik, 49.200 jurnal, dan 300.000 e – buku. E -Research juga memungkinkan pengguna untuk menyimpan dan mengelola hasil pencarian mereka .
Dengan E – Research, pengguna dapat
• Mencari dan mengakses database artikel dan indeks, ensiklopedi, koleksi e -book dan e-journal, dan sumber daya elektronik lainnya
• Mencari artikel dengan topik yang diinginkan dan sistem akan mencari segala data atau informasi yang terkait dengan kata kunci yang telah dimasukkan
• Mencari dan mengakses jurnal elektronik individu dengan memasukkan judul, subjek, atau ISSN
• Menambahkan sumber elektronik yang diinginkan ke dalam list pribadi
• Menyimpan daftar e-jurnal favorit untuk referensi yang cepat (My E – Jurnal )
• Melihat penelusuran sebelumnya
• Menyimpan kutipan (citation)
• Mengklik tombol “Click on @Harvard” untuk menunjukkan tempat buku yang dicari di rak-rak yang ada ataupun di website.
Dalam proses pelayanannya, Harvard juga memberikan fitur –fitur atau teknologi yang lain bagi penggunanya dalam memudahkan pencarian data atau buku yang diinginkan, antara lain:
1. The Hollis
Diluncurkan pada akhir Agustus, Hollis adalah sebuah portal yang komprehensif dan kuat dalam antarmuka web yang menyajikan informasi yang terorganisir dari sumber-sumber yang ada untuk dapat diakses anggota Harvard. HOLLIS menyediakan akses ke catalog-katalog yang ada dan lebih dari 1.500 sumber daya elektronik. Hollis juga menyediakan akses ke informasi tentang perpustakaan Harvard, yang memungkinkan pengguna untuk memperluas pencarian ke halaman web perpustakaan pribadi.
2. OASIS
Sebuah web yang membantu dalam perncarian arsip-arsip dan naskah-naskah yang diarsip di repositori dari seluruh Universitas. OASIS saat ini berisi 305 alat bantu menemukan disumbangkan oleh perpustakaan Harvard, museum, dan departemen akademik. Kurator dan Arsiparis dapat berkontribusi OASIS dengan menggunakan perangkat lunak off-the-shelf (umumnya WordPerfect SGML Edition) untuk mengkonversi media cetak ke dalam bentuk digital.
3. VIA
Sebuah sistem yang berisikan catalog-katalog yang menggambarkan foto-foto, sidik jari, gambar, lukisan, dan sumber daya visual lainnya dipegang oleh perpustakaan, arsip, dan museum Harvard. VIA berisikan lebih dari 98.000 catatan katalogisasi dan 19.094 thumbnail.
4. Repository Services (DRS)
DRS menyediakan penyimpanan yang aman dan berjangka panjang untuk semua kategori materi digital. Selain penyimpanan, DRS menyediakan jasa manajemen seperti pengarsipan dan pelaporan pada penggunaan, dan melayani fungsi pengiriman dengan berinteraksi dengan katalog dan aplikasi pengiriman lainnya.
5. Name Resolution Service (NRS)
Nama Resolusi Service (NRS) adalah layanan Perpustakaan Harvard untuk membuat, memelihara, dan menyelesaikan pengidentifikasi persisten. Dikenal juga dengan URN, pengidentifikasi persisten adalah nama lokasi-independen untuk sumber daya jaringan yang dapat diakses. Resolusi nama adalah proses konversi pengidentifikasi pengenal ke ke URL sumber daya. Jika sumber daya bergerak atau mengalami perubahan metode akses, pemetaan URL akan diperbarui, tetapi pengindentifikasi persisten tetap tidak berubah dan valid. Pengidentifikasi Persistent memberikan keyakinan bagi kurator dan peneliti bahwa setiap URL yang ada akan selalu bekerja.
6. Access Management Service (AMS)
AMS mengkoordinasikan beberapa langkah yang diperlukan untuk keamanan jaringan sumber: otentikasi pengguna, profil pengguna, dan akses protokol khusus untuk kategori sumber daya. Keamanan dikembangkan oleh Harvard akan tersedia untuk digunakan oleh semua sistem perpustakaan Universitas dan dirancang untuk meminimalkan kebutuhan untuk otentikasi pengguna berulang. AMS pertama kali digunakan dengan peluncuran portal Hollis untuk mengontrol akses ke sumber daya.
7. Interlibrary Loan (ILL)
Fasilitas dimana materi yang ada di Harvard bisa dipinjam dari perpustakaan atau institusi lain dengan dikenakan biaya tersendiri, maupun Open Collection, dimana koleksi perpustakaan bisa diakses secara digital untuk para pelajar dan guru dari berbagai belahan dunia.
8. Dan berbagai fitur canggih lainnya yang terdapat pada gambar 1.1
Gambar 1.1 Teknologi canggih di perpustakaan Harvard
3.1.2 Teknologi Penyimpanan dan Pemeliharaan Informasi
Perpustakaan Harvard memiliki apa yang disebut sebagai Harvard Depository Mission, yaitu sebuah penyimpanan berkontrol suhu dan fasilitas pencarian informasi yang didisain terutama untuk pemeliharaan jangka panjang bagi buku dan materi kertas lainnya. Depositori ini dimiliki dan dioperasikan oleh Universitas, dibawah pengarahan dari administrasi Perpustakaan Harvard. Depositori bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan pemeliharaan koleksi perpustakaan, arsip dan administrasi kampus. Dengan kontrol teknologi tingkat tinggi, perlindungan lingkungan, dan keamanan khusus, Depositori memiliki komitmen untuk menjaga kualitas koleksi penyimpanan dengan ongkos efektif.
Sistem informasi dikelola profesional oleh Office of System Information (OIS) yang juga memiliki situs sendiri. OIS adalah sarana layanan dan sistem informasi yang mendukung kerja Perpustakaan Harvard, dan berkomitmen untuk mengembangkan, mengimplementasikan dan meningkatkan sistem inovatif dan stabil yang mendukung misi akademik dan riset Harvard dengan menyediakan akses yang terintegrasi dan koheren untuk riset dan sumber materi.
Selain itu Universitas Harvard juga menggunakan sebagian dananya untuk menjalankan beberapa program dalam memperbanyak dan memelihara koleksi digital yang dimiliki, antara lain dengan cara:
1. The Library Digital Initiative (LDI)
LDI didirikan pada tahun 1998 adalah sebuah sistem yang yang memungkinkan perpustakaan Harvard untuk mempertahankan dan mengembangkan koleksi dan jasa di era digital. Melalui kegiatan ini, perpustakaan Harvard telah mengembangkan sebuah cara atau kebijakan untuk mengumpulkan materi-materi dari sumber daya digital di Harvard mirip dengan infrastruktur perpustakaan tradisional dalam mengumpulkan sumber-sumber penelitian dalam format lain. “Infrastruktur” didefinisikan secara luas untuk mencakup tidak hanya sisi istem, tetapi juga mencakup para stafh ahli dan layanan fasilitas. Ada 2 hal yang ditekankan dalam pengembangan infrastuktur ini:
• Bagi perpustakaan, infrastruktur yang dikembangkan diharapkan dapat mengurangi kompleksitas yang melekat saat ini dalam rangka untuk tetap menambah koleksi digital yang ada
• Bagi pengguna perpustakaan, diharapkan infrastruktur tersebut dapat mengorganisir “koleksi” digital yang dimiliki universitas dan dapat diakses seperti layaknya perpustakaan tradisional.
2. LDI Internal Challenge Grant Program
Melalui LDI, Harvard University mendanai proyek ini untuk untuk mengajak seluruh staff agar bermitra dengan berbagai unit perpustakaan dalam meningkatkan koleksi digital yang ada. Tujuan dari proyek ini berkisar dari mater-materi yang ada ke dalam bentuk digital.
3. SFX
SFX adalah sebuah teknologi yang memungkinkan abgi institusi untuk mengitegrasikan berbagai sumber daya elektronik yang ada. Harvard adalah salah satu dari sejumlah perpustakaan dan pusat-pusat penelitian yang menguji penggunaan SFX untuk memungkinkan menghubungkan antara berbagai jenis sumber daya elektronik.Perangkat lunak server SFX dikembangkan oleh para peneliti di University of Ghent (Belgia), dan sejak itu telah diakuisisi oleh Ex Libris, pengembang aplikasi untuk perpustakaan dan pusat-pusat informasi.
4. LOCKSS
Adalah perangkat lunak open source yang dikembangkan di Library of Stanford University yang memungkinkan perpustakaan untuk menjaga website jurnal yang dipilih dengan mengumpulkan backup data secara teratur dari website jurnal yang terdaftar untuk konten yang baru diterbitkan dan mengarsipkannya. Tiap arsip divalidasi secara terus menerus terhadap library caches yang lain, dan jika konten ditemukan dalam keadaan rusak atau hilang, caches atau jurnal yang lain digunakan untuk menyimpan ulang.. Sistem ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya digital yang dilindungi dari replikasi.
5. Advisory Services
Salah satu komponen kunci dari The Library Digital Initiative (LDI) adalah Advisory Services yang menyediakan keahlian dan bantuan teknis ke perpustakaan, arsip, museum, dan proyek-proyek penelitian yang terlibat dalam mengumpulkan atau menciptakan sumber daya digital di seluruh Universitas. Hal ini meliputi dengan adanya training dalam mengenalkan standar-standar dana aturan-aturan yang berlaku dalam dunia sumber daya elektronik beserta teknologi yang digunakan.
Menurut Ongowarsito (2008). Pada umumnya, perpustakaan digital akan melakukan beberapa hal berikut ini dalam menawarkan jasanya, antara lain:
• Pengelolaan Dokumen Elektronik
Pengelolaan dokumen elektronik memerlukan teknik khusus yang memiliki perbedaan dengan pengelolaan dokumen tercetak. Proses pengelolaan dokumen elektronik melewati beberapa tahapan yang dapat dirangkumkan dalam proses digitalisasi, penyimpanan, dan pengaksesan/temu kembali dokumen. Pengelolaan dokumen elektronik yang baik dan terstruktur adalah bekal penting dalam pembangunan sistem perpustakaan digital (digital library).
• Proses Digitalisasi Dokumen
Proses perubahan dari dokumen tercetak (printed document) menjadi dokumen elektronik sering disebut dengan proses digitalisasi dokumen. Dokumen mentah (jurnal, prosiding, buku, majalah, dan sebagainya) diproses dengan sebuah alat (scanner) untuk menghasilkan doumen elektronik. Proses digitalisasi dokumen itu tentu tidak diperlukan lagi apabila dokumen elektronik sudah menjadi standar dalam proses dokumentasi sebuah organisasi.
• Proses Penyimpanan
Pada tahap ini dilakukan proses penyimpanan dan termasuk di dalamnya adalah pemasukan data (data entry), editing, pembuatan indeks, dan klasifikasi berdasarkan subjek dari dokumen. Klasifikasi dapat menggunakan UDC (Universal Decimal Classification) atau DDC (Dewey Decimal Classfication) yang banyak digunakan di perpustakaan di Indonesia. Ada dua pendekatan dalam proses penyimpanan, yaitu pendekatan basis file (file base approach) dan pendekatan basis data (database approach). Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan (Tabel 1) dan dapat memilih pendekatan mana yang akan digunakan berdasarkan kebutuhan.
• Proses Pengaksesan dan Pencarian Kembali Dokumen
Inti dari proses adalah bagaimana dapat melakukan pencarian kembali terhadap dokumen yang telah disimpan. Metode pengaksesan dan pencarian kembali dokumen akan mengikuti pendekatan proses penyimpanan yang dipilih. Pendekatan database membuat proses ini lebih fleksibel dan efektif dilakukan, terutama untuk penyimpanan data sekala besar. Disisi lain, kelemahannya adalah relatif lebih rumit sistem dan proses yang harus dilakukan
3.2 Penjelasan dan Tampilan cara pemakaian e-library di Harvard
Penerapan e-library di Harvard membantu dalam peminjaman buku di perpustakaan, pencarian katalog / material yang ada di perpustakaan, pemesanan buku yang ingin di pinjam, membantu dan peminjaman buku di perpustakaan. Berikut ini merupakan beberapa cara pemakain e-library yang diterapkan di Harvard :
a) Cara mengakses material yang ada di kampus
Dengan menggunakan ID dan PIN Harvard. Dengan PIN Harvard yang diberikan dapat mengakses semua sumber daya perpustakaan yang ada.
Gambar 3.2.1 Tampilan login perpustakaan harvard
b) Cara mencari buku / materi yang dibutuhkan
Buka halaman home pada website library Harvard, lalu ketiklah bahan yang ingin dicari pada kotak search yang disediakan.
Gambar 3.2.2 Tampilan kotak pencarian di Harvard library
c) Cara menyarankan buku yang di butuhkan
Jika di perpustakaan Harvard tidak disediakan buku yang hendak dicari, maka perpustakaan Harvard menyediakan layanan untuk menyarankan perpustakaan Harvard untuk menyediakan materi yang dibutuhkan dengan mengisi form untuk menyarankan materi.
Gambar 3.2.3 Gambar Form permintaan buku
d) Cara meminjam buku / materi yang dibutuhkan
Untuk meminjam buku dari perpustakaan Harvard harus memiliki ID perpustakaan Harvard, datang ke staf yang menjaga perpustakaan dengan memberikan buku dan ID anda untuk meminjam buku yang diinginkan.
e) Cara meminta salinan elektronik dari artike / bab dari perpustakaan Harvard
Dapat menempatkan scan dan memberikan permintaan melalui catatan HOLLIS / HOLLIS Classic dan menerima file pdf dari bahan melalui email.
f) Cara mendownload e-book
Harvard menyediakan beberapa e-book yang dapat di download. E-book dapat di cari di kotak search yang disediakan di :
https://archive.org/details/harvardbotanylibraries.
Setelah menemukan buku yang dicari, maka akan ada tampilan preview e-book lalu klik link PDF (untuk melihat e-book dalam bentuk pdf), lalu akan muncul preview pdf dan klik icon download.
Gambar 3.2.4 Gambar contoh hasi pencarian e-book
Gambar 3.2.5 Gambar hasil pencarian e-book
Gambar 3.2.6 Gambar preview e-book
Gambar 3.2.7 Gambar preview e-book dalam bentuk .pdf
Gambar 3.2.8 Gambar tampilan download e-book
3.3 Evaluasi efektivitas e-library pada Universitas Harvard
Harvard University memiliki sistem perpustakaan besar dan luar biasa terdesentralisasi . Teknologi informasi dan sistem informasi bersama telah digunakan semakin dalam dua dekade terakhir untuk membawa koherensi untuk layanan perpustakaan dengan tetap menjaga independensi dari Universitas seratus atau lebih perpustakaan . Dua tahun lalu sebuah gugus tugas dari dosen , pustakawan , dan dekan administrasi mengusulkan agar pengelolaan dana Universitas proyek untuk :
• Koleksi digital Harvard tumbuh koheren dan mudah digunakan , melalui pengembangan kerangka dan infrastruktur umum , melalui komunikasi dan koordinasi , dan melalui penggunaan insentif untuk bekerja kolaboratif ;
• menghindari duplikasi boros pengembangan sistem perpustakaan digital di banyak departemen independen dari Universitas ;
• membantu kurator membangun koleksi penelitian digital melalui pendidikan , saran ahli , penyediaan layanan inti, dan pengembangan infrastruktur teknis , dan
• mengintegrasikan koleksi digital baru dengan koleksi tradisional Harvard kuat .
Sebagai tanggapan , pemerintah memberikan $ 12 juta untuk Perpustakaan Universitas untuk proyek 5 tahun ( disebut Digital Library Initiative atau LDI ) untuk membangun generasi pertama infrastruktur perpustakaan digital Harvard.
Fokus LDI berbeda dengan banyak proyek perpustakaan digital dalam beberapa cara :
• Produksi, bukan penelitian
LDI bukanlah sebuah proyek penelitian , tetapi lebih dimaksudkan untuk mengembangkan lingkungan produksi yang solid yang akan digunakan untuk mendukung hari -hari kerja pustakawan dan peneliti
• Lahir digital
Sementara dalam banyak kasus konversi digital bahan retrospektif sudah dalam koleksi Universitas dapat meningkatkan aksesibilitas dan menambah fungsionalitas dan nilai sumber daya yang ada ilmiah , itu yang strategis jauh lebih penting bahwa perpustakaan mulai berurusan dengan banjir meningkatnya bahan dibuat dan disampaikan semata-mata dalam format digital .
• Bukan hanya perpustakaan
Revolusi digital mengaburkan tepi antara modus komunikasi ilmiah dan antara unit dari universitas yang mengumpulkan dan menyediakan akses ke sumber daya ilmiah . Ketika semua jenis bahan penelitian hanya koleksi bit , perbedaan yang penting di dunia fisik hilang . Keahlian dan fasilitas perpustakaan digital adalah sebagai relevan dengan ulama , museum , dan koleksi sistematika , karena mereka adalah untuk perpustakaan tradisional .
Education and Expertise
Pada satu tingkat perpustakaan digital mirip dengan perpustakaan fisik : melibatkan masalah yang sama seleksi , deskripsi dan akses intelektual , perumahan , melindungi , dan melestarikan koleksi , dan memberikan bantuan pengguna . Namun, objek digital sangat berbeda dari benda-benda fisik dalam bagaimana kebutuhan ini terpenuhi . Satu set berbeda pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan , dan karena lingkungan ini sangat baru , ini belum tersedia secara luas . Bagian penting dari LDI telah membangun tim dengan pemahaman dan keahlian dalam berbagai bidang yang relevan dengan sumber digital :
• Metadata (administrative, technical, and intellectual)
• Digital formats
• Reformatting technology and workflows
• Licensing
• Intellectual property rights
• Preservation of digital objects
• Interface and access issues
Keahlian ini tersedia untuk fakultas dan staf di universitas dalam bentuk konsultasi , bantuan proyek , presentasi publik , dan penerbitan pedoman dan rekomendasi praktik terbaik . Menyediakan jenis konsultasi dan pendidikan merupakan tugas utama bagi beberapa anggota staf LDI , dan bukan hanya sebuah usaha sampingan yang akan dihadiri sebagai waktu memungkinkan
Technical Infrastructure
Masalah nyata perpustakaan digital tidak teknis , melainkan intelektual dan organisasi , sebenarnya ada banyak infrastruktur teknis baru yang akan diperlukan bagi lembaga untuk mendukung koleksi digital skala besar . Banyak perpustakaan digital awal dibangun sebagai proyek penelitian yang dikandung dari atas ke bawah , dan dirakit sebagai seperangkat potongan . Perpustakaan digital dunia nyata yang penelitian universitas akan membutuhkan tidak akan seperti itu sama sekali . Mereka akan terdiri dari koleksi besar dan berantakan sistem , beberapa di antaranya akan internal lembaga , namun banyak yang akan didistribusikan di internet dan dikontrol oleh sejumlah besar pemain independen . Seiring waktu tugas membangun infrastruktur perpustakaan digital lembaga akan lebih salah satu integrasi sistem daripada membangun sistem . Hari ini, Namun , karena banyak potongan-potongan dari infrastruktur yang dibutuhkan tidak tersedia di pasar atau tersedia hanya sebagai alat dan bukan sebagai solusi dikemas , pekerjaan teknis yang signifikan diperlukan untuk membangun lingkungan kerja .
Access Infrastructure
• Katalog . Salah satu aspek yang lebih mencolok dari proyek LDI sampai saat ini adalah proliferasi katalog menyediakan akses ke koleksi . Seperti semua lembaga penelitian , Harvard telah lama menyediakan akses ke OPAC lokal ( bernama HOLLIS ) dan kebanyakan di luar Abstracting dan pengindeksan database dan katalog . Namun, di samping itu, empat katalog lain Harvard baik telah dilaksanakan atau sedang dalam pembangunan sebagai bagian dari LDI :
• OASIS , mengandung bantu temuan arsip dikodekan ( EADS )
• VIA , menyediakan akses ke bahan-bahan visual yang relevan dengan humaniora dan ilmu social
• BIL , menggambarkan gambar biomedis
• Geodesi , menggambarkan koleksi Harvard sumber daya geospasial .
Selain itu, dua katalog lain sedang dikembangkan di tempat lain di Universitas yang akan memberikan akses ke sumber daya digital : katalog dataset ilmu sosial yang diberikan oleh Harvard MIT Data Center , dan katalog spesimen botani yang dikembangkan oleh Universitas herbarium yang akan menyediakan akses ke beberapa materi dari proyek LDI .
Multi- Access Catalog .
Ada banyak alasan ini terpisah katalog develop1 . Katalog terpisah sering memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pengguna , seperti katalog kecil lebih mudah digunakan daripada yang besar , dan segregasi topikal atau format dapat menyederhanakan menemukan bahan-bahan untuk pengguna yang tahu persis apa yang dia butuhkan . Namun, sejumlah besar katalog dan bantu temuan jelas juga bisa membingungkan dan sulit untuk digunakan . Dalam rangka untuk mengurangi meningkatnya kompleksitas lingkungan katalog kami , sebuah proyek yang akan datang akan menyelidiki berbagai ” dukungan multi – katalog” alat . Di antara pendekatan untuk diperiksa adalah didistribusikan pencarian front-end ( untuk menyediakan pencarian paralel beberapa katalog dengan satu perintah ) , sebuah ” supercatalog ” dengan data yang diambil dari beberapa katalog yang ada (mungkin berdasarkan metadata panen sepanjang garis Terbuka Archives Initiative ) , dan fasilitas untuk membantu menavigasi antara katalog.
CollectionWebsites.
Banyak proyek perpustakaan digital melibatkan pembangunan situs web individu untuk memberikan gambaran dan navigasi koleksi tertentu . Situs-situs tersebut umumnya telah kerajinan tangan oleh kurator individu , memunculkan pertanyaan yang jelas tentang perawatan jangka panjang ( kurator pergi, perubahan teknologi menunjukkan pendekatan baru ) . The LDI akan bereksperimen dengan pendekatan yang berbeda : menggunakan dokumen XML dikodekan dan gaya XSL sheet untuk secara otomatis menghasilkan situs koleksi . Harapannya adalah bahwa dengan membuat situs sebagai objek data , pemeliharaan jangka panjang dapat ditangani sebagai tugas pemrograman terpusat bukan sebagai serangkaian panjang tugas pemeliharaan desentralisasi individu.
Suatu persyaratan kunci dari banyak situs web koleksi adalah kemampuan untuk mencari dokumen teks tidak terstruktur ( seperti ” kotor ” text OCR – diciptakan untuk menyediakan akses ke gambar halaman ) . Sebuah fasilitas pencarian teks sederhana yang mendukung pencarian kata , operasi Boolean , dan mirip fungsi umum diharapkan akan tersedia untuk dimasukkan ke dalam situs web koleksi saat yang tepat .
Portal . Sebagai sumber daya perpustakaan elektronik tumbuh dalam jumlah dan kompleksitas , ada kebutuhan untuk sarana yang lebih baik mengatur dan menjelaskan apa yang tersedia . Sebuah sistem portal ditingkatkan , memberikan pandangan yang lebih terorganisir dan koheren sumber daya telah dikembangkan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menjelajahi lingkungan kaya tapi secara dramatis lebih membingungkan sistem elektronik dan jasa
BAB 4
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
• Pemanfaatan teknologi sangat membantu dalam pengimplementasian
E-Library di perpustakaan Harvard.
• Penerapan E-Library di perpustakaan Harvard belum mencapai hasil yang maksimal dalam pengimplementasiannya
• Penerapan E-Library di perpustakaan Harvard terus berkembang.
• Pengaruh akan budaya, politik, resistensi, regulasi, administratif dan prasarana teknologi menjadi faktor terus berkembangnya E-Library.
1.2 Saran
• Terkait dengan penelitian tentang kendala pelaksanaan E-Library di perpustakaan Harvard, perkembangan E-Library di perpustakaan Harvard dapat di adakan secara efektif dan efisien jika ada dukungan antara segala pihak mulai dari pelajar dan masyarakat.
• Penerapan E-Library perpustakaan Harvard dapat berjalan dengan lebih baik dengan adanya update dan perhatian dari pihak yang bersangkutan dan pelajar yang memanfaatkan sistem tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Affiat, Rizki Amelia. 2006. Perpustakaan Harvard Sebagai Contoh Kemajuan Universitas Berbasis Riset dan Bertaraf Internasional : Sebuah Refleksi bagi UI.
Brooks, David.R.(2007).An Introduction to HTML and Java Script for Scientists and Engineers.London:Springer.
Buchanan, George, et al. (2008). Digital Libraries: Universal dan Ubiquitos Access to Information. Germany: Springer-Verlag Berlin Heidenberg.
Candela, Leonardo, et al. (2007). Setting The Foundations of Digital Library, “The DELOS Manifesto”. Volume 13 .
Februariyanti, Henry. Eri Zuliarso. (2012). Rancang Bangun Sistem Perpustakaan untuk Jurnal Elektronik. Jurnal Teknologi Informasi Dinamik , 124-132.
Irawan, Yudie. (2011). Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Application. Semarang: Universitas Diponegoro.
Library, W. O. (2014). Feautures and Benefit. Retrieved 03 16, 2014, from olaboutwiley.com: http://olabout.wiley.com/WileyCDA/Section/id-406561.html
Ongowarsito, Hengkie. 2008. Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan : Digital Library Sebagai Solusi Keterbatasan Informasi.Volume 11, Nomor 1.
Sheldon, Robert, Geoff Moes.(2005).Beginning MySQL.United States of America:Wiley Publishing.Inc.
Sumarji, P.(1998).Perpustakaan Organisasi dan Tata Kerjanya. Yogyakarta.
Supsiloani. (2006). Perpustakaan Didital sebagai Wujud Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi. Jurnal Studi Perpustakaan dan informasi , 32-36.
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Nama : Arni Virani
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Juli 1993
Alamat : Interkota blok A5 no. 11, Cengkareng, Jakarta Barat
No. Telepon : 08197670261
Email : ni.arnie@live.com
Jenis Kelamin : Wanita
Riwayat Pendidikan :
2011-sekarang Sistem Informasi
School of Information System, BINUS University
2008-2011 SMA Tarsisius 1
2005-2008 SMP Vianney
1999-2005 SD Vianney
1996-1999 TK Damai
Pengalaman Kerja :
2011 Sales Promotion Antivirus, Softlenses, MasterCard.
2012 PIC Mid-Year Gathering Novartis
2013 Volunteer untuk SUA Jakarta
RIWAYAT HIDUP
Nama : David Santoso
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Juni 1993
Alamat : Jl. Taman Meruya Ilir Blok I2 No.24, Jakarta Barat 11620
No. Telepon : 08988246820
Email : Santosodavid93@gmail.com
Jenis Kelamin : Laki – laki
Riwayat Pendidikan :
2011-sekarang Sistem Informasi
Peminatan : ERP
School of Information System, BINUS University
2008-2011 SMA SMA Pelita 2
2005-2008 SMP SMA Pelita 2
1999-2005 SD SMA Pelita 2
1996-1999 TK SMA Pelita 2
Pengalaman Kerja :
2011 – Sales Promotion PT. Unilever Indonesia
– Credit Card Sales Marketting of PT.UOB Buana Indonesia
2012 Liaison Officer of Asean English Olympic by BNEC
RIWAYAT HIDUP
Nama : Hendy Salim
Tempat, Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 4 maret 1992
Alamat : Jl. Haji taisir no 5, Jakarta Barat
No. Telepon : 087899844883
Email : hendisalim21@yahoo.com
Jenis Kelamin : Laki – laki
Riwayat Pendidikan :
2011-sekarang Sistem Informasi
Peminatan : ERP
School of Information System, BINUS University
2008-2011 SMA Immanuel Bandar Lampung
2005-2008 SMP Immanuel Bandar Lampung
1999-2005 SD Immanuel Bandar Lampung
1996-1999 TK Immanuel Bandar Lampung
Pengalaman Kerja : –
RIWAYAT HIDUP
Nama : Rendy Rinaldo
Tempat, TanggalLahir : Tanjungpinang, 12 Juni 1993
Alamat : Gg. Keluarga No. 39 B, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480
No. Telepon : 083873373828
Email : rendyrinaldo77@gmail.com
JenisKelamin : Laki – laki
RiwayatPendidikan :
2011-sekarang Sistem Informasi
Peminatan : ERP
School of Information System, BINUS University
2008-2011 SMAN 1 Tanjungpinang
2005-2008 SMPN 1 Tanjungpinang
1999-2005 SD Katolik
1996-1999 TK Djuwita
PengalamanKerja :
2013 Translator / Interpreter untuk Tech In Asia
2013 Volunteer untuk Startup Asia Jakarta
2012 – 2013 Tutor untuk kelas TOEFL dan PSP (Public Speaking and Performance)
2012 & 2013 Panitia di Binus Online Job Expo 2012 dan 2013
RIWAYAT HIDUP
Nama : Jennifer Pauling
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 November 1993
Alamat : Jl. 21 No.12 B RT01 RW08 Teluk Gong, Jakarta Utara 14450
No. Telepon : 083893953885
Email : jenniferpauling11@gmail.com
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan :
2011-sekarang Sistem Informasi
Peminatan : ERP
School of Information System, BINUS University
2008-2011 SMA Negeri 1 Tanjungpinang
2005-2008 SMP Negeri 5 Tanjungpinang
1999-2005 SD Swasta Katolik Tanajungpinang
1996-1999 TK Djuwita Tanjungpinang
Pengalaman Kerja :
2011-now – Math, Physics, and Chemistry Teacher at Proverbs Course
2012-now – Duta Binusian as Mentor in BINUS Student Learning Community (BSLC)
– English TOEFL Intermediate One Tutor in Bina Nusantara English Club (BNEC)
RIWAYAT HIDUP
Nama : Toni Sugino
Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 20 Juni 1993
Alamat : Jl. Batusari Raya No.80, Palmerah, Jakarta Barat
No. Telepon : 089602466815
Email : toni_sho@ymail.com
Jenis Kelamin : Laki – laki
Riwayat Pendidikan :
2011-sekarang Sistem Informasi
Peminatan : ERP
School of Information System, BINUS University
2008-2011 SMA Gembala Baik
2005-2008 SMP Gembala Baik
1999-2005 SD Gembala Baik
1996-1999 TK Gembala Baik
Pengalaman Kerja :
2013 Translator / Interpreter for Tech In Asia
2013 Liaison Officer / Volunteer for Startup Asia Jakarta